Chelsea Siap Melesat Bersama Alvaro Morata

By Admin


nusakini.com - Tiga musim, 120 penampilan, 59 gol, dua trofi Premier League Inggris dan satu Piala Liga. Siapa pun akan sepakat menyebut bahwa kontribusi Diego Costa di atas sangatlah masif. Maka, publik terkejut ketika tenaga Costa tidak dibutuhkan lagi oleh manajer Chelsea Antonio Conte di musim ini.

Conte dilaporkan sudah tidak percaya pada komitmen Costa. Seperti diketahui, striker Spanyol itu memang kerap mengumbar keinginannya untuk pulang ke klub lamanya, Atletico Madrid, terhitung sejak musim panas tahun lalu. Terlepas apakah benar Conte “memecat” Costa lewat SMS, Chelsea tetap harus mencari penggantinya.

Di titik ini, gejolak kembali muncul lantaran Chelsea tak mengabulkan permintaan Conte di bursa transfer. Eks striker The Blues Romelu Lukaku, yang dipandang sebagai kandidat utama pengganti Costa, malah lepas ke tim rival. Ada pula Andrea Belotti dari Torino yang dibanderol tak masuk akal. Chelsea lantas mendatangkan striker nomor dua milik Real Madrid, Alvaro Morata.

Butuh biaya £60 juta untuk bisa memboyong Morata ke Stamford Bridge, yang menjadi pembelian termahal Chelsea. Belum bermain, Morata ternyata sudah mendapat pergunjingan. Mulai dari karakter bermainnya yang dinilai kontras dengan Costa, sampai faktor non-teknis seperti pemilihan jersey No.9, yang selama ini identik sebagai nomor punggung sial di klub.

Tapi perlahan Morata menunjukkan kelasnya, bahwa ia bukanlah Fernando Torres apalagi Khalid Boulahrouz. Ia bermain menggunakan kepalanya, secara harfiah, untuk memberikan salam pembuka kepada loyalis The Blues. Ya, tiga gol dan dua assist berhasil dicetak Morata dalam empat partai pembuka di Premier League – semuanya menggunakan kepala!

Segalanya terasa sempurna pada pekan ini. Morata menjadi bintang utama ketika Chelsea menghajar tuan rumah Stoke City 4-0, Sabtu (23/9) malam WIB, dengan membukukan hat-trick. Kali ini, seluruh gol yang dicetak Morata ke gawang Stoke dilakukannya menggunakan kaki.

Ketiga golnya masing-masing mencerminkan kualitas Morata sebagai striker komplet. Pada gol pertama, ia memamerkan kepiawannya dalam situasi satu-lawan-satu, sementara gol ketiga menunjukkan perannya sebagai poacher. Namun gol kedualah yang terbaik, di mana ia melakukan solo run dari lini tengah sebelum menceploskan bola dari sudut sempit.

Dengan tambahan tiga gol ini, Morata menyamai kontribusi Costa dalam enam laga perdananya di Premier League, yakni terlibat dalam delapan gol (enam gol dan dua assist). Hat-trick Morata ini juga mengulangi pencapaian Costa pada September 2014. Kala itu, Costa mengemas tiga gol ke gawang Swansea City (4-2) dan menjadi pemain Chelsea terakhir yang mampu membikin hat-trick.

Pada pekan yang sama, keinginan Costa akhirnya terkabul setelah kepulangannya ke Atletico Madrid diresmikan, meski baru akan terlaksana Januari tahun depan. Kabar lain dari Spanyol, Real Madrid ternyata juga merindukan kehadiran Morata setelah mereka terseok-seok di awal musim seiring cedera yang dialami Karim Benzema, suspensi Cristiano Ronaldo, hingga cemoohan pada Gareth Bale.

Tak syak, ini adalah momen yang sempurna bagi Morata untuk mempromosikan diri sebagai pahlawan baru Chelsea setelah era Costa berakhir. Jika Costa sanggup membuat 59 gol dan mempersembahkan tiga trofi, Morata tentu tidak mau kalah dengan pendahulunya itu. (fft/om)